Jumat, 06 Mei 2011

Pengaruh perkembangan Teknologi Komunikasi Terhadap Budaya Mengubah perilaku individu

Tema : nilai-nilai budaya yang terlupakan kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

 Pada hakikatnya teknologi diciptakan, sejak dulu hingga sekarang ditujukan untuk membantu dan memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, baik pada saat manusia bekerja, berkomunikasi, bahkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang timbul di masyarakat. Teknologi komunikasi tidak hanya membantu dan mempermudah manusia tetapi juga menawarkan cara-cara baru di dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut sehingga dapat mempengaruhi budaya masyarakat yang sudah tertanam sebelumnya.

 Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan perilaku bagi masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, kebijaksanaan, dll ) yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat dilihat dari pilihan warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan.

 Karena perkembangan teknologi komunikasi demikian cepatnya,budaya sering tertinggal oleh kecepatan perkembangan teknologi.

 Seperti pada contoh di bawah ini misalnya ..

 

Peranan perkembangan Teknologi telepon selular dalam mengubah prilaku dan budaya antar individu

 Peran perkembangan teknologi telepon selular dalam mengubah perilaku, budaya antar individu Dari segi tren dan gaya hidup, masyarakat di pedalaman kini tak mau tertinggal dengan masyarakat kota. Perkembangan teknologi selular yang dibarengi dengan perkembangan teknologi HP dari berbagai merek, membuat masyarakat khususnya remaja, mengikuti tren berganti-ganti HP dengan seri terbaru. Perubahan gaya hidup ini juga disebabkan karena pengaruh budaya konsumerisme melalui iklan-iklan HP dan semakin meningkatnya daya beli mereka. Kini bagi masyarakat pedalaman, kehadiran ponsel bukan lagi menjadi kebutuhan tetapi sudah menjadi bagian dari perilaku kehidupan. Karena penggunaan ponsel memberi kontribusi yang cukup besar bagi pengembangan kompetensi sosial masyarakat.                    

Penggunaan ponsel juga memberikan perubahan interaksi sosial masyarakat, dilihat dari cara berkomunikasi. Kehadiran ponsel lambat laun mengurangi interaksi tatap muka. Penyebaran informasi yang sebelumnya dilakukan secara door to door kini cukup melalui SMS. Percakapan dengan tetanggapun bisa dilakukan tanpa beranjak dari tempat duduk. Hal ini kadang menimbulkan kekecewaan-kekecewaan baru karena kemajuan teknologi tersebut tidak diiringi dengan kesiapan mental masyarakat yang menerimanya. MELONJAKNYA penggunaan telepon seluler menarik perhatian para ahli ilmu sosial karena fenomenanya yang begitu unik dalam mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial di masyarakat. Di beberapa negara Eropa semakin banyak murid sekolah yang salah menuliskan kata-kata karena terbiasa menggunakan SMS, fenomena yang dibahas dalam Simposium Bahasa di Madrid Spanyol. Salah satu kesimpulannya adalah penggunaan bahasa semakin efektif lewat SMS.

 Pengiriman short message service (SMS) di seluruh dunia tahun 2002 mencapai 430 miliar, dan harian The Guardian di Inggris melakukan kompetisi penulisan puisi melalui SMS yang diikuti 8.000 peserta. Hasilnya menakjubkan, meski hanya memiliki 160 karakter, kreativitas manusia ternyata bisa lebih tersalurkan. Fenomena unik ini menginspirasi seniman Fiddian Warman dan Siobhan Hapaska untuk membuat patung SMS di Kota Loch Lomond, Skotlandia.

 Tabel di atas memperlihatkan telepon seluler (ponsel) bisa menjadi working tool terutama bagi para pelaku bisnis maupun profesional untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Selain itu, juga untuk menjalin hubungan sosial, atau alat hiburan serta memperoleh informasi terdini mengenai topik tertentu.

 AM Townsend (2000) menyatakan, di negara-negara berkembang ponsel telah mengurangi kesenjangan berkomunikasi di masyarakat. Penelitian yang dilakukan International Telecommunication Union (2001) menemukan bahwa jumlah penggunaan ponsel di 100 negara-negara miskin melampaui telepon tetap dan komputer, karena harga ponsel terjangkau.

 Pemanfaatan ponsel berbeda pada setiap kelompok masyarakat. Bagi pelaku bisnis, ponsel lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Kalaupun digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menghibur, biasanya dilakukan pada waktu senggang. Misalnya saat menunggu jadwal keberangkatan, saat di dalam mobil yang menggunakan sopir, atau saat istirahat.

 Bagi anak muda, selain untuk berkomunikasi lebih sering untuk hiburan seperti kirim gambar, musik, atau permainan. Di samping itu, telepon ponsel dijadikan identitas status sosial mereka. Setiap kali keluar telepon model mutakhir, mereka berupaya untuk mendapatkan dan memperlihatkannya kepada teman. Mereka juga sering meminjamkan ponselnya dan memperlihatkan pesan-pesan yang diterima ke temannya.

 Penggunaan ponsel bukan lagi sebagai alat berkomunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi sosial yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Orang yang tidak suka tampil di tempat umum bisa melakukan interaksi dan komunikasi sosial dengan yang lainnya, sambil mempertahankan ruang pribadinya sendiri. Artinya, seseorang bisa berada di ruang publik meskipun secara fisik dia tidak berada di sana. 

Beberapa penelitian memperlihatkan, penggunaan ponsel memberi kontribusi yang cukup besar bagi seorang anak untuk dapat mengembangkan kompetensi sosialnya. Misalnya, kecepatan bereaksi dan beradaptasi dalam menghadapi situasi yang tidak diprediksikan sebelumnya. Dia juga bisa mengembangkan kemampuan berbicara dan membahas topik-topik di luar perkiraannya.

 Melalui ponsel si anak belajar dengan cepat untuk menilai sifat dan karakteristik lawan bicaranya meski tak pernah bertemu. Dengan sendirinya ia juga belajar dengan cepat berperilaku dengan kelompok bicara yang baru dikenalnya.

 Ini semua terjadi karena ponsel si anak selalu dalam keadaan hidup dan sering kali menerima telepon di luar waktu yang diharapkan. Juga dengan topik yang tak terpikirkan sebelumnya.

 

Referensi :

http://myaa.blogdetik.com/2008/10/23/peranan-perkembangan-teknologi-telepon-selular-dalam-mengubah-prilaku-dan-budaya-antar-individu/

 

 

tanggapan :

 

Telepon selular adalah kemajuan teknologi yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Awalnya yang kita kenal adalah telepon rumah. hanya bisa menggunakannya di suatu tempat karena terbatas. Adapun telepon koin yang terdapat pada tempat umum, sekarang mungkin sudah sangat jarang untuk kita melihat telepon umum lagi, mungkin karena ulah masing-masing individu manusianya sendiri. Setelah telepon koin dan telepon dan telepon kartu merebak, sempat ada juga trend koleksi kartu telepon dengan corak tertentu. Seiring dengan berjalanya waktu dan berkembangnya teknologi telepo umum ini mulai ditinggalkan. Mulai banyaknya kabel telepon untuk rumahan, makin banyak orang –orang yang membuka wartel a.k.a warung telepon tergeserlah peran penting telepon koin  ini. Apalagi jaman sekarang yang sinyal 3g sudah ada dimana-mana orang bisa berkomunikasi dengan orang lainya dengan mudahnya. Seakan dunia ini cuma selebar layar-layar gadget mereka. Makna telepon koin ini bisa hilang sama sekali.

 



Selanjutnya muncul teknologi baru yaitu dikenal dengan sebutan pager yaitu alat telekomunikasi pribadi untuk menyampaikan dan menerima pesan pendek. Radio panggil numerik satu arah hanya dapat menerima pesan yang terdiri dari beberapa digit saja, khas layaknya sebuah nomor telepon yang digunakan penggunanya untuk menelepon. Radio panggil alphanumerik juga tersedia dengan sistem dua arah dapat mengirim pesan melalui surat elektronik atau SMS (short massage service). Pager sudah jarang ditemukan di peredaran dunia bisnis. Persaingan alat komunikasi yang murah dengan layanan yang semakin canggih, makin tidak terlihatnya keberadaan radio panggil ini. Walaupun dia adalah jejak tertua barang teknologi purbakala di abad ini, tetapi masih tetap terpakai. Terutama pada mereka yang bergerak di bidang jasa terutama di jasa informasi dan jasa kesehatan. Radio panggil adalah barang yang harus dipatuhi, dia selalu menerima pesan apapun, alasan apapun yang dibuat untuk menghindari pesan di radio panggil, selalu menjadi tidak beralasan.



 Kini teknologi komunikasi semakin merebak maju. Macam-macam telepon selular tiap bulan berbeda-beda bentuknya. Entah berapa macam atau jenis telepon selular yang ada saat ini yang jelas semuanya mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana komunikasi.

Akibat perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat dan cepatnya,budaya sering tertinggal oleh kecepatan perkembangan teknologi.


 Dari yang seharusnya bisa bertatap muka untuk bersilahturahmi terhadap sesama kini semua itu telah digantikan lewat sms ataupun telepon. Kemajuan teknologi yang semakin cepat merubah perilaku individu dan budaya yang telah ada sebelumnya, tentunya semua kembali lagi terhadap masing-masing individunya. Jadi bagaimana teknologi komuniasi dapat mempengaruhi nilai-nilai yang telah tumbuh di masyarakat dalam suatu bangsa itu sangat tergantung dari sikap masyarakat tersebut. Seharusnya, masyarakat harus selektif dan bersikap kritis terhadap perkembangan teknologi komunikasi yang berkembang sangat pesat, sehingga semua manfaat positif yang terkandung di dalam teknologi komunikasi mampu dikembangkan agar mampu membantu dan mempermudah kehidupan masyarakat, dan efek negatif dapat lebih diminimalkan.

 jika ingin dikait – kaitkan nilai – nilai budaya dasar yang berhubungan dengan kemajuan teknologi, tentu akan banyak sekali yang bisa dijabarkan. Sebagai contoh : pergeseran zaman yang mengarah ke arah yang lebih canggih membuat manusia cenderung meninggalkan nilai – nilai budaya yang secara turun – temurun dilakukan, misalnya dulu sebelum handphone diproduksi, orang cenderung mengucapkan selamat hari raya lewat surat, tetapi seiring bergesernya waktu dan zaman, orang cenderung menyukai yang lebih instan, seperti mengucapkannya lewat SMS. Contoh yang lainnya adalah, dahulu ketika kalkulator belum tercipta, mungkin orang cenderung menghitung lewat alat yang sering kita sebut sempoa, tapi seiring berjalannya waktu, kalkulator pun tercipta dan mampu lebih baik ketimbang alat tadi, dan lagi – lagi orang memilih yang instan dan berfungsi lebih baik.

Minggu, 24 April 2011

Sebuah Harapan Bernama Mula Harahap

Tema : Manusia dan Harapan

Harapan adalah sesuatu yang diinginkan oleh manusia, yang diinginkan atau dimiliki dengan segenap jiwa dan keyakinan agar sesuatu terjadi.

Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mewujudkannya diperlukan usaha dan doa yang sungguh-sunguh.

Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu :

· Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.

· Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. harapan tersebut tergantung pada tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan, misalnya Rafiq mengharapan nilai a ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi.

Dibawah ini adalah sebuah cerita dari sumber yang saya dapat mengenai harapan dari seorang penulis, yuuuk marii di simaak.....

Sebuah Harapan Bernama Mula Harahap

Sabtu, 25 September 2010

Tiba-tiba saya merasa tua ketika mendapat sandek, pesan pendek, bahwa Mula Harahap, 57 tahun, meninggalkan dunia. Pesan pendek itu datang minggu lalu dari Djoko Lelono, kreatif periklanan yang dulu juga seperti Mula, aktif menulis cerita anak-anak, dan dari Lena, sahabat kerjanya, ketika Mula aktif di Badan Penerbit Kristen, BPK.


Merasa tua karena di awal bulan September ini, kami berdua seharusnya diperiksa jantung dan seharusnya juga dikateter, atau sejenis itulah. Dulu, kami biasa bertemu dengan satu tujuan.

Menulis cerita anak-anak dan mengirimkan, dengan tangan, ke penerbit atau ke redaktur majalah. Kadang kami menunggu di teras redaksi majalah Si Kuncung, lebih sering di majalah anak Kawanku—yang namanya sekarang masih ada dengan target usia pembaca lebih dewasa.


Di sana ada Julius R Siyaramanual, Toha Mohtar, Trim Sutija, Th . Sumartana—semua sudah mendahului—juga Asmara Nababan, Todung Mulia Lubis, yang tak banyak lagi bersinggungan dengan dunia anak-anak.


Mula Harahap masih setia, pun ketika meninggalkan BPK, lalu aktif di Ikapi, Ikatan Penerbit Indonesia. Dalam suatu talks show di televisi, saya meledek dan mengatakan: menjadi penerbit sendiri dan bukan dalam sebuah grup raksasa sama juga bunuh diri pelan-pelan.


Mula, seperti biasanya, banyak tertawa dan tampak tampan dengan rambut gondrong, tidak membantah dan juga tidak membenarkan. Mula masih berkubang dalam dunia penerbitan. Kalau tak salah, ia pernah tertarik dengan jual beli saham yang sebentar digeluti dan membuatnya kecewa.


Mungkin dunia buku juga membuatnya kecewa, tapi juga memberi kebanggaan, dan Mula tetap setia di situ. Dan sesungguhnyalah itu harapan yang tersisa dari seorang seniman, seorang penulis, seorang penggiat aktif dalam dunia anak-anak, dan dunia perbukuan.


Beberapa nama yang menulis buku anak-anak telah beralih profesi, beberapa penulis yang mendirikan penerbitan memilih surut, namun Mula tetap menikmati. Ia masih antusias menulis, dan terus menulis melalui blognya.


Kadang permenungan mengenai kasus Ariel, kadang mengenai cucunya, kadang mengenai pakaian yang dikenakan—mulai baju, kaus kaki sampai celana— yang saya katakan padanya itulah jenis personal esai.


Yang subjektif, personal dan karenanya orisinal. Saya selalu mengompori, memprovokasi, untuk mengirimkan ke media sehingga menerima honor.


Saya selalu menggoda begitu, dan dulu pun saya menulis cerita anak-anak dengan nama samaran BMD Harahap, dan mengatakan buku anak yang terbit dengan nama Harahap samaran lebih banyak dibandingkan Harahap yang asli.


Tapi begitulah Mula yang setia, yang baik, yang menemukan kenikmatan ketika menuliskan. Baik gagasan, baik ide, baik—dan terutama— dalam menyikapi hidupnya. Menulis ya menulis saja, berdiskusi ya berdiskusi saja. Tanpa berpikir lain, soal komersial atau tidak.


Ketekunan dan kesetiaan ini sangat mengagumkan, dan mengenangnya adalah mengenang cinta tulus akan profesi, atau bahasa indahnya, panggilannya. Mengenang seorang sahabat seperti Mula Harahap adalah mengenang adanya harapan bahwa sosok seperti itu seharusnya masih ada.


Karena itulah yang dibutuhkan di negeri ini ketika harga menjadi lebih penting dari makna. Ketika keberhasilan dan ketidakberhasilan diukur semata- mata dari angka-angka, bukan karena keseriusan dan kontinuitas yang dilakukan. Itulah yang menjadikan sosoknya mulia.


Mula Harahap tetap dengan tawanya, dengan penampilan dan keyakinannya, menemukan dunianya. Dan masih menyatu hingga akhir hayatnya. Saya merasa lebih tua lagi karena tak bisa setia sepertinya.


Karena seperti Djoko Lelono, seperti juga penulis anak-anak di awal tahun ‘70- an, sering tergoda berkarya dalam bidang yang bukan semata dunia buku dan dunia cerita anak-anak.


Mula Harahap membuktikan sesuatu yang berbeda. Itulah harapan adanya seseorang seperti dia. Yang agak langka, padahal selalu dibutuhkan dalam kehidupan: kesetiaan sekaligus kesederhanaan, dan tawa berkelanjutan tanpa penyesalan.

Sumber :

http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=63279

tanggapan :

Dari tulisan di atas dapat kita simpulkan bahwa harapan bagi seorang penulis adalah lebih di hargai atau di akui hasil karyanya seperti sebuah seni yang tidak hanya harus di ukur dari materi saja, tapi merupakan sebuah hasil karya berupa seni yang mempunyai nilai tersendiri bagi yang membacanya.

Seberapapun sibuk masih mau menyisihkan waktu untuk menulis. Karena lewat tulisan seseorang bisa diubah, lewat tulisan bisa mendapatkan sesuap nasi, lewat tulisan jadi punya makna dalam dunia ini, lewat tulisan jadi bisa berdiri untuk teguh pada keinginan yang kadang baru di temukan dasarnya saat menulis.

Tidak harus menjadi seorang yang mempunyai nama besar ataupun gelar bisa dikatakan sebagai penulis tetapi siapapun baik dapat menjadi seorang penulis di mulai dari tulisan sederhana yang dapat di publish pada blog tentang apa yang baru saja di alami, lihat atau rasakan.

Semua penulis dari yang aktif maupun tidak tentunya memiliki harapan tertentu, tidak harus mendapatkan sebuah award, tetapi dengan mempunyai wadah untuk untuk mengembangkan kreasinya yang dapat di publish kepada khalayak ramai pun bisa dikata award buat penulis karena karya tulisnya dapat di nikmati oleh banyak orang tentunya. Dengan tidak memandang status nama besar dan harus mengetahui kode etik menulis tentunya tidak masalah bagi siapapun menulis di manapun. Untuk yang mempunyai bakat menulis tetaplah berkreasi karena siapa tau bisa menjadi suatu profesi yang kalian inginkan ataupun dapat mengekspresikan apa yang kalian rasakan kepada orang lain :) ..

Chayooo ^,^




Rabu, 13 April 2011

Kegelisahan di 'Kampung TKI'

Tema : manusia dan kegelisahan

Salah satu dari bagia kehidupan manusia yang sekian banyak dialami oleh manusia salah satunya adalah kegelisahan. Kegelisahan dalam diri manusia dapat timbul sewaktu – waktu tanpa atau dengan diharpkan kehadirannya. Banyak faktor yang yang mempengaruhi dan menimbulkan kegelisahan dalam diri manusia. Adanya rasa gelisah yang dirasakan dan dialami oleh manusia pada dasarnya disebabkan oleh manusianya itu sendiri karena semua manusia memiliki hati, perasaan dan pikiran.

Berarti berkaitan erat dengan diri pribadi manusia tersebut sehingga mengapa dia menjadi gelisah. Hal tersebut dicontohkan dengan seorang siswa S.M.U yang merasa takut dan gelisah ketika duduk bersebelahan dalam bus kota dengan seorang laki-laki berwajah sangar, berjerawat dan berambut gondrong serta memakai anting sebelah dan berpakaian lusuh dan tidak rapi. Dalam hal ini dia merasa gelisah karena tidak memahami status asli dari laki-laki tersebut apakah dia orang baik atau orang jahat.

Contoh lainnya yaitu :

Kegelisahan di "Kampung TKI"

SELASA, 23 NOVEMBER 2010 | 11:36 WIB


Sejumlah TKI di Terminal Tunggu TKI, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. TEMPO/Seto Wardhana.

TEMPO Interaktif, Bangkalan- Nada bicara dua lelaki paruh baya itu mendadak tinggi, setelah menonton berita Sumiati, tenaga kerja wanita yang disiksa majikannya di Arab Saudi, di televisi. Mereka tampak semakin naik darah saat melihat tayangan Kikim Komariyah, tenaga kerja asal Cianjur, Jawa Barat, yang diduga diperkosa dan ditemukan tewas di tempat sampah di negara itu. "Coba ada disini, saya akan bunuh majikannya," kata Rama Juri, seorang di antaranya, di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkatan, Selasa (23/11).


Rama geram bercampur gelisah menyaksikan berita penyiksaan tenaga kerja itu. Sebab, seorang putrinnya Satiah, kini tengah berada di Kota Riyadh menjadi pembantu rumah tangga pada sebuah keluarga guru. "Terakhir telepon, dia sakit, tapi katanya majikannya baik, dia dibawa ke rumah sakit," katanya kepada Tempo.


Berita penyiksaan tenaga kerja memang sedang menjadi pembicaraan hangat di Desa Jaddih, yang terletak 10 kilometer arah barat daya Jembatan Suramadu itu. Sebab, hampir setiap penghuni rumah di desa itu ada yang berangkat menjadi TKI. "Kalau 500 orang ada warga sini merantau ke Arab," kata sesepuh Desa Jaddih Jauhari Sobir.


Menurut Jauhari, warga di desanya banyak yang bekerja di luar negeri karena ingin merubah hidup. Sebab, hasil pertanian hanya cukup untuk makan. "Sawah di sini tadah hujan, hanya bisa ditanami saat musim penghujan saja," ujarnya.


Anak dan menantu Jauhari juga mengadu nasib di Arab Saudi. Sudah dua tahun ini, mereka menjadi sopir dan pembantu di Kota Jedah. "Seminggu yang lalu mereka telpon, katanya baik-baik saja," ujarnya.


Meski demikian, Jauhari tetap saja gelisah. Sejak awal, ia tidak setuju putrinya menjadi pembantu di Arab. Namun akhirnya dia luluh karena menantunya ikut serta dan bekerja menjadi sopir dalam satu keluarga.


Banyaknya TKI asal Jaddih telah membuat wajah desa itu berubah. Sepanjang jalan masuk desa, tampak rumah-rumah mentereng berlantai keramik.


Salah satunya rumah Masamah. Rumah mewahnya itu dibangun dari hasil bekerja sebagai prmbantu di Kota Mekkah selama empat tahun. "Gaji saya Rp 1,8 juta sebulan, kali empat tahun, cukup buat rumah dan naik haji," katanya saat ditemui di rumahnya di Dusun Lembung.




Masamah menjadi TKI sejak usia 18 tahun, badannya yang bongsor membuat dia tampak lebih dewasa. Hidup susah di desa membuatnya memilih merantau untuk merubah hidup. Tidak mudah, kata dia, menjadi pembantu, jika tidak kuat akan selalu menjadi korban pelecehan seksual oleh majikan laki-laki. "Saya berpindah tiga majikan, selalu dilecehkan, tapi saya melawan karena umumnya majikan laki-laki takut sama istrinya," kenangnya.


Ramadhan lalu, Masamah pulang kampung. Dia memutuskan tidak kembali lagi ke Arab karena uang yang didapatnya sudah cukup untuk melunasi hutangnya. "Saya memang niat kalau dapat suami saya gak balik lagi, Alhamdulilah dapat," katanya tersipu.

Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/11/23/brk,20101123-293696,id.html

Tanggapan :

Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa dalam masyarakat modern sendiri, individu sering mengalami kegelisahan atau yang sering juga disebut dengan stress dimana hal tersebut bisa saja terjadi bila individu merasa kekurangan dari segi materi dan selalu merasa gelisah dan berprasangka jangan-jangan materi tersebut sudah diambil oleh orang lain dan selalu merasa kekurangan.

Resah, gelisah, khawatir, takut dan sedih adalah merupakan perasaan yang tak mungkin hilang dan terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap orang, apapun dan siapapun ia, pernah diserang perasaan. Namun satu hal yang perlu diperhatikan dan disikapi dengan serius dan sungguh-sungguh bahwa resah dan gelisah yang berkelanjutan sangat berbahaya. Orang yang gelisah akan diserang oleh rasa tidak percaya diri. Kecemasan dan kegelisahan memang dapat melanda siapa saja dari anak kecil sampai orang dewasa, baik rakyat biasa maupun sampai pemuka. Rasa takut, perasaan khawatir dapat hinggap di seluruh manusia. Yang membedakan hanyalah cara menyikapi dan cara mencarikan jalan keluar dari perasaan tersebut.


Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa ketika siapapun manusia di dunia ini pasti akan mengalami perasaan gelisah dan kekhawatiran, maka yang perlu dibangun pola pikirnya adalah setiap perkara, setiap masalah dan setiap peristiwa adalah pasti ada akhir dan jalan keluarnya. Memang, ketika seseorang sedang mengalami peristiwa yang menyedihkan, dia akan bertanya kepada dirinya , mengapa peristiwa terjadi kepada saya? Ketika pertanyaan demikian terus muncul dan menggerayangi pikiran, maka perasaan itu pun juga semakin muncul dan selalu menghantui kehidupan. Jika demikian, lalu apa sebaiknya pola pikir yang harus kita bangun?


Berikut beberapa panduan pembangunan pola pikir ketika dalam kesedihan dan kekalutan:

1. Kita harus meyakini bahwa sekecil apapun peristiwa yang dialami oleh makhluk, sekalipun makhluk itu adalah semut, ada kekuatan dahsyat yang mengatur peristiwa. Jadi, kita harus meyakini dengan setinggi-tingginya bahwa peristiwa yang terjadi di dunia adalah peristiwa yang terjadi secara proses alamiah atau bahkan terjadi dari proses kebetulan saja.

2. Kita harus meyakini bahwa, jika seluruh peristiwa yang terjadi di dunia ini adalah berasal dari Dzat Yang Maha Agung, maka sangatlah mustahil bahwa Dzat Yang Maha Agung tersebut ngawur atau bahkan ceroboh dalam memutuskan sesuatu bagi hamba-Nya.

3. Jika demikian, maka Dzat Yang Maha Agung sedang membuat sesuatu, sedang melakukan sesuatu dan sedang memproses sesuatu di balik peristiwa yang menyedihkan yang belum diketahui oleh manusia tersebut.

Untuk mengatasi kegelisahan diperlukan nilai-nilai agama seperti bersikap Qana’ah (berpikir positif) sehingga ketidaktenangan dan ketidaksabaran alias kecemasannya dapat dikurangi dengan berdo’a kepada Tuhan serta berusaha keras untuk mengatasi hal yang membuatnya menjadi gelisah.

Rabu, 06 April 2011

Tanggung jawab si Penggali Kubur

Tema : manusia dan tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang dimaksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif.

Berikut ini salah satu contoh kisah tanggung jawab dari sebuah profesi yang sebenarnya kita tau tapi kurang kita pahami jasanya yang begitu besar.

Penggali Kubur: Rejeki dari yang Mendapat Musibah

KERANDA, jenazah, dan tangis airmata para pelayat merupakan pemandangn sehari-hari bagi Kadun (55), karena semuanya itu merupakan pemandangan biasa bagi orang dengan profesi sebagai penggali kubur. Makanya, setelah lebih dari 20 tahun ia bekerja di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panter Jati, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung ini, pemandangan seperti itu sudah jadi menu utama hariannya.



Mempunyai profesi sebagai penggali kubur sudah tidak dapat ditolaknya, meskipun yang didapat dari pekerjaan itu jauh dari cukup. Ditambah lagi keadaan fisiknya yang sudah tidak sekuat dulu buat menggali tanah. Namun semua beban-tugas itu harus terus ia pikul demi istri dan kedua anaknya yang masih sekolah. Agar kebutuhan hidup dan biaya sekolah mereka bisa terpenuhi, meski cuma seadanya.

“Saya sudah 20 tahun jadi penggali kubur, jadi, sudah nggak terhitung lagi lubang kubur yang sudah saya gali. Dari harga di sini 25 ribu sampai sekarang. Saya nggak punya gaji bulanan, jadi, ya sedapatnya aja buat keluarga. Kalau sehari cuma dapat 20 ribu, ya diterima aja. Mau bagaimana lagi? Istri saya juga terima aja,” ujarnya.




Biaya menggali satu lubang kubur, Kadun mematok harga 400 ribu pada waris yang meninggal. Uang yang didapat itu bukan hanya untuk dia saja, tapi dibagi dengan 3 temannya sesama penggali, dan juga untuk staf TPU. “Saya biasa nawarinnya 400 ribu ke ahli waris, tapi kalau mereka bilangnya cuma punya uang 300 ribu, ya saya kerjain juga. Uang yang didapat itu saya bagi ke 3 orang yang ikut gali, juga sama untuk staf TPU ini, karena dia nggak mau tahu urusan di sini,” ujar pria asli Betawi ini.

Menggali kuburan tidak setiap hari dilakukan oleh Kadun, karena belum tentu setiap hari ada orang yang meninggal. Karenanya penghasilan yang diperolehnya juga tidak menentu. Namun Kadun mengatakan, jika tidak sedang menggali, ia mendapatkan penghasilan dari upah yang diberikan para ahli waris karena membersihkan kuburan-kuburan di TPU itu.

“Di sini sepi, nggak seperti di Pondok Rangon. Belum tentu setiap hari ada orang yang meninggal. Seminggu ini aja baru ada yang meninggal dari hari Rabu, Kamis, sama Jumat. Kalau pas lagi nggak ada yang dikuburin, sambilan saya ya bersihin kuburan. Apalagi mendekati bulan puasa, banyak yang minta kuburan untuk dibersihin. Bayarannya memang seikhlasnya. Ada yang bayar cuma 5000 ada juga yang kasih 20 ribu,” tuturnya.

Memasuki bulan puasa memang biasanya banyak keluarga berziarah ke makam keluarganya, namun menurut Kadun, hal ini biasanya terjadi tiga hari sebelum puasa dan tiga hari setelah Lebaran. Banyak orang yang berziarah, dimanfaatkan juga oleh Kadun untuk berjualan bunga tabur. Terkadang, untuk bisa menambah penghasilan, ia kerja memasang keramik kuburan jika ahli waris memesan. Hasil bersihnya ia bisa mendapat 40 ribu. Lumayan.

Sebelum menjadi penggali kubur, Kadun pernah bekerja menjadi satpam di proyek pembuatan jalan tol, selama 7 tahun. Setelah proyek itu selesai, ia diajak saudaranya untuk kerja di TPU ini. “Dulu awalnya diajak saudara, saya sempat kerja jadi satpam di proyek jalan tol, kalau sabtu minggu libur saya sering ke sini nyambi kerjaan, sekarang karena nggak ada kerjaan lagi, ya disini aja,” terangnya.



Sepanjang pengalamannya sebagai penggali kubur, Kadun bertutur, tidak ada kejadian yang aneh-aneh seperti yang digambarkan di sinetron. Tapi kalau lubang kubur yang digalinya itu longsor atau ambruk, itu memang kadangkala terjadi. Dan kalau itu terjadi, artinya Kadun dan teman-temanya harus dua kali kerja, mengingat para penggali kubur ini usianya sudah tua semua tenaganya sudah tidak kuat lagi.
“Tapi saya tetap alhamdullilah, karena biasanya kalau mau lebaran banyak ahli waris yang datang kasih baju koko, sarung, sembako. Karena mereka semua sudah pada kenal saya. Sekaligus kerja begini ini ya untuk ibadah juga. Makanya masih alhamdullilahlah kalau liat orang jalan kaki, soalnya saya masih bisa naik sepeda ontel,” terangnya.
Sumber :
http://www.tnol.co.id/id/activites/387-penggali-kubur-rejeki-dari-yang-mendapat-musibah.html

Tanggapan :
Mendengar dari pekerjaannya saja belum tentu banyak orang yang tertarik pada pekerjaan itu yaitu ‘penggali kubur, namun menurut pak kadun tugas tersebut adalah sebuah tanggung jawab. Dan, sebuah tanggung jawab haruslah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pekerjaan yang hampir telah dilakukannya selama 20-an tahun yang dilakoni pak kadun sebagai penggali kubur. Padahal dilihat dari upah yang didapatnya hampir dari kurang mencukupi kebutuhan pak kadun dan keluarganya. Tetap saja pekerjaan itu harus dilakukannya, menggingat hampir setiap hari pasti ada saja pekerjaan yang harus dia kerjakan yaitu menggali tanah untuk penguburan.

Pekerjaan sebagai penggali kubur merupakan hal yang mulia, terhormat dan tidak semua orang mau menjalani profesi itu. Karena pekerjaan tersebut lebih mengandalkan keikhlasan.

Perlu adanya kaedah agama kepada para penggali kubur agar dapat menjalankan tugas sesuai dengan syariat agama secara benar.

Pekerjaannya membutuhkan ketahanan ekstra tinggi, karena seringkali kondisi mayat yang dikuburkan sudah tidak sempurna, berbau dan basah. Tidak semua orang mampu melakoni pekerjaanya, apalagi dari segi materi pekerjaan ini tidak dibayar tinggi.

Setiap pekerjaan harusnya dilandasi dengan ibadah karena dengan hal tersebut dapat mengarahkan tiap-tiap individu untuk dapat melakukan tanggung jawabnya atas pekerjaan yang dilakukan semata mata karena ALLAH swt.

Sungguh beruntung bagi mereka yang menyadari sejak awal bahwa pekerjaan yang di geluti adalah jalan untuk mendekat kepada Allah.

Pekerjaan sebagai penggali kubur tidak membatasi pikiran beliau untuk mengartikannya sebagai jalan ibadah. Niat mencari rezeki berdasarkan ridha Allah –insya Allah– menjadi jaminan bahwa pekerjaan yang digeluti akan dinilai ibadah oleh Allah SWT.

Dari Sudut Pandang Pengemis

Tema : MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Dalam mencapai suatu tujuan dalam segala hal, diperlukan pandangan hidup sebagai tujuan dan landasan untuk mencapai cita-cita tersebut. Segala sesuatunya berjalan dengan pandangan hidup. Kita akan menganut prinsip hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Hal itu akan secara signifikan sangat menentukan jalan hidup anda secara keseluruhan Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah mencoba-coba satu dengan yang lain, sampai dengan menemukan pandangan-hidup yang rasanya cocok yang sesuai dengan kondisi mental kita. Namun, kita mesti selalu ingat bila sesuatu belum tentu juga baik buat kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain.

Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.

Pandangan hidup dapat berbeda-beda persepsinya. Tergantung dari sudut pandang kita menilainya. Contohnya saja dengan bagaimana kita memandang kehidupan (menilai) tentang pengemis. Tiap orang memiliki pandangan tersendiri dari kata tersebut ‘pengemis’. Ada dua pandangan mengenai hal tersebut yaitu : pengemis yang menjadikan mengemis sebagai suatu pekerjaan dan pengemis yang menjadikan mengemis tersebut sebagai suatu kebudayaan. Ironis memang mendengar hal tersebut, namun jika di lihat lagi semua mempunyai latar belakang tersendiri sehingga mereka memilih mengemis.

Latar belakang pengemis sendiri bermacam-macam. Ada yang akibat rumahnya tergusur, sehingga mereka menggunakan gerobak untuk berpindah-pindah tempat dan mencari sumbangan atau makanan. Ada yang tinggal di samping rel kreta karena tidak punya lahan untuk tinggal. Ada pula yang meninggalkan kampungnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Jakarta, tapi tidak melengkapi dirinya dengan kemampuan yang dibutuhkan sehingga akhirnya menjadikan pengemis sebagai profesi.



Bagi pengemis yang lahir karena tradisi, tindakan mengemis adalah sebuah tindakan kebiasaan. Mereka sulit menghilangkan kebiasaan tersebut karena orientasinya lebih pada masa lalu (motif sebab).

Bagi kelompok pengemis yang hidup tanpa alternatif pekerjaan lain, tindakan mengemis menjadi satu-satunya pilihan yang harus diambil. Mereka secara kontinyu mengemis, tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan untuk dapat hidup dengan bekerja yang akan menjamin hidupnya dan mendapatkan uang.

Pengemis yang masih memiliki alternatif pilihan, karena memiliki keterampilan lain yang dapat mereka kembangkan untuk menjamin hidupnya. Hanya saja keterampilan tersebut tidak dapat berkembang, karena tidak menggunakan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya atau karena kekurangan potensi sumber daya untuk dapat mengembangkan peluang tersebut.

Pengemis yang hanya sementara dan bergantung pada kondisi musim tidak dapat diabaikan keberadaannya. Jumlah mereka biasanya meningkat jika menjelang hari raya. Daya dorong daerah asalnya karena musim kemarau atau gagal panen menjadi salah satu pemicu berkembangnya kelompok ini.

Pengemis yang hidup berjuang dengan harapan pada hakikatnya adalah pengemis yang sementara (kontemporer). Mereka mengemis sebagai sebuah batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan lain setelah waktu dan situasinya dipandang cukup.

Dari pembahasan diatas perlu diketahui bahwa mengemis merupakan pilihan yang tidak semata-mata disebabkan oleh keterhimpitan ekonomi (kemiskinan) atau keterbatasan fisik (ketuaan/cacat tubuh), dua hal yang sering dijadikan alasan tindakan mengemis, duanya menyebabkan hilangnya kesempatan kerja, akan tetapi juga disebabkan faktor lain, seperti faktor tradisi suatu masyarakat yang menjadikan mengemis sebagai profesi. Kekurangan potensi sumber daya untuk dapat mengembangkan peluang, dan kondisi musiman. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Namun demikian, hidup kita, pilihan-pilihan kita dan keputusan untuk berbuat atau tidak berbuat, sesungguhnya sadar atau tidak sadar telah melalui pertimbangan nilai-nilai yang kita hayati. Ketidakmampuan individu dalam menemukan makna hiduplah yang menyebabkan seseorang mengalami keputus-asaan, kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan kebebasan untuk berkarya tanpa harus mengharap belas kasihan orang lain.

Kebanyakan pengemis menganggap kalau meminta-minta merupakan suatu perbuatan yang mulia dari pada mencuri. Mereka terus berada dalam pemahaman itu, padahal keliru. Jelas-jelas tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.

Referensi :
http://www.unik78.co.cc/2010/05/alasan-pengemis-menjadi-pengemis.html
http://novirukmayanti.gxrg.org/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=17

Sabtu, 02 April 2011

Derita balita akibat gizi buruk

Tema : Manusia dan Penderitaan

Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budidayanya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Penderitaan itu seperti bayangan yang selalu ada sepanjang badan. Kadang-kadang bayangan itu di belakang kita sehingga kita tidak menyadari keberadaannya. Tetapi sering juga bayangan itu membentang di depan. Penderitaan menjadi sangat jelas dan mencekam. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam.

Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Berikut ini saya akan membahas kasus anak yang menderita gizi buruk akibat kondisi ekonomi orang tua yang rendah...........

99 Anak di Kabupaten Tegal Derita Gizi Buruk
Slawi, CyberNews. Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal mencatat penderita gizi buruk di wilayahnya ada 99 anak. Mereka yang sebagaian besar berasal dari golongan keluarga kurang mampu itu tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Tegal. Dari jumlah tersebut, kini terdapat belasan anak yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit maupun puskesmas rawat inap.



Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, dokter Widodo Joko Mulyono MKes MMR didampingi Kepala Seksi Pelayanan Gizi, Henifah SKM mengatakan, tidak semua penderita gizi buruk di wilayahnya ini termasuk dalam kasus baru. Dari total 99 anak, 85 anak di antaranya merupakan kasus lama, sedangkan sisanya baru ditemukan tahun 2010 ini.

Menurut dia, kasus gizi buruk ini ditemukan tersebar di 29 puskesmas di Kabupaten Tegal. Temuan paling banyak berada di Puskesmas Kaladawa dan Puskesmas Talang, di mana ada sebanyak 10 kasus gizi buruk di wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat tersebut. Setelah itu, Puskesmas Warureja ada sembilan kasus dan Puskesmas Suradadi delapan kasus.

Dia menjelaskan, kasus gizi buruk di Kabupaten Tegal ini tergolong kecil dengan prevalensinya 0,08 persen. Dari total 121.364 anak, yang menderita gizi buruk hanya 99 anak. Ada beberapa faktor penyebab kasus ini, yakni kurangnya asupan gizi, adanya penyakit penyerta maupun bawaan. Sebagai contohnya kelainan jantung bawaan dan tumbuh kembang.

"Pola asuh anak seperti anak ditinggalkan orang tuanya dan dititipkan pada neneknya juga turut mempengaruhi penyebab gizi buruk ini," katanya.

Untuk mengurangi angka penderita gizi buruk, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal membuat program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Menurutnya, program pemulihan anak penderita gizi buruk ini berlangsung selama 90 hari.

Di mana, penderita gizi buruk itu akan diberikan makanan tambahan seperti susu, bubur dan biskuit bayi. Tak hanya Dinas Kesehatan saja, namun penanganan gizi buruk ini harus dilakukan secara lintas sektoral. Artinya, dinas/ instansi terkait harus dilibatkan lantaran gizi buruk ini termasuk persoalan sosial ekonomi.
( Royce Wijaya / CN26 )
Sumber :
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/12/15/42124/46.Balita.di.Batang.Derita.Gizi.Buruk

Tanggapan :

Pemerintah sangat mengharapkan masyarakat dapat ikut berperan serta dalam menangani Balita yang mengalami kasus gizi buruk, karena ini bukan saja tugas permerintah tapi sebagai masyarakat harus ikut peduli terhadap masa depan bangsa ini dan jangan menutup mata telinga.

Perlu adanya Kegiatan penjaringan kesehatan tentang gizi yang dilakukan secara aktif dan pasif. Penjaringan secara aktif dilakukan dua bulan sekali atau tiga bula sekali di semua posyandu yang ada di seluruh wilayah indonesia, sedangkan penjaringan secara pasif dilakukan pada saat pelayanan di Puskesmas sehari-hari serta laporan yang diberikan oleh kader. Kegiatan yang dilakukan dalam penjaringan tersebut antara lain menanyakan nama dan umur balita, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar kepala, kemampuan motorik kasar, dan kemampuan motorik halus. Setelah itu dilakukan dokumentasi dan dilaporkan pada pemerintah kota. Standar baku yang digunakan dalam mengukur gizi balita menggunakan standar WHO-NCHS. Pelacakan dilaksanakan setelah terjadi penjaringan atau didapatkan kasus balita gizi buruk dengan mendatangi rumah balita gizi buruk tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam pelacakan balita gizi buruk di wilayah puskesmas Wirobrajan diantaranya adalah memberikan kuesioner atau tanya jawab langsung kepada orang tua belita gizi buruk, melakukan pengukuran ulang antropometri bila diperlukan, melakukan rujukan ke puskesmas dan atau ke rumah sakit bila ada penyakit yang menyertai serta melakukan dokumentasi. Hal ini sesuai dengan Pedoman Tatalaksaan Gizi Buruk di Rumah Tangga dan Puskesmas.

Makanan yang tidak cukup mengandung gizi dapat membuat Balita rentan kekurangan gizi banyak faktor yang dapat menyebabkan Balita menderita gizi buruk yaitu : sumber daya manusia, himpitan ekonomi, asupan gizi yang tidak seimbang , sering kita mendengar atau melihat di media elektronik dan media cetak. Dewasa ini masih banyak daerah daerah yang memiliki Balita penderita gizi buruk, khususnya daerah daerah pada garis grafik kemiskinan yang cukup tinggi dan daerah pingiran atau pedalaman yang tidak terjangkau oleh sosialisasi hidup sehat pada masyarakat setempat.

Pemberian makanan tambahan yang di utamakan adalah : Vitamin, susu , telur , kacang ijo , biskuit , puding dan snak yang cukup mengandung gizi, program untuk jangka pendek yang sudah di jalani selama 7 bulan sangat diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan berat badan balita yang diawasi dan dipantau langsung oleh tenaga medis secara optimal.

Semoga kedepannya Balita penderita gizi buruk dapat berkurang dan ada harapan untuk masa depan yang lebih baik dan manusiawi . Karena balita-balita tersebut kelak akan menjadi generasi muda yang akan membangun indonesia selanjutnya :) .

Selasa, 29 Maret 2011

Keadilan buat Seorang Supir

Tema Manusia dan Keadilan

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dan kekayaan bersama.

Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.

Negara ini membutuhkan keadilan untuk bisa menata kembali kehidupan bernegaranya. Dalam berbagai tayangan di televisi dapat kita lihat bahwa betapa tidak adanya jaminan kepastian akan hukum dan keadilan dalam berbagai ruang di Negara kita.

Sepertihalnya contoh kasus dibawah ini ......

Pengacara Amir Mahmud Mendaftarkan PK Hari Ini

Kamis, 23 Juli 2009 | 10:31 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengacara Amir Mahmud, Friska Gultom, akan mendaftarkan peninjauan kembali (PK) kasus kliennya ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat, hari ini (23/7) sekitar pukul 11.00 WIB.

"Berkas-berkas kepolisian, pelimpahan dan berita acara persidangan sudah lengkap," kata Friska saat dibuhungi Tempo, Kamis (23/7) pagi.



Kasus ini bermula saat Amir yang bekerja sebagai sopir di Badan Narkotika Nasional ditangkap polisi pada 19 Desember 2007. Amir ditangkap karena membawa sebutir pil ekstasi.

Sidang dakwaan kemudian mulai digelar pada 26 Februari 2008. Pada sidang pembacaan tuntutan tanggal 27 Maret 2008, jaksa mengajukan tuntutan hukuman empat tahun penjara. Menurut Amir dan istrinya, Herawati, majelis hakim mengatakan putusan akan diambil seminggu lagi. Setelah itu, Amir tak pernah lagi mengikuti sidang. Amir baru tahu, bahwa dirinya telah divonis penjara 4 tahun 30 hari setelah setahun mendekam di sel.

Sebelumnya, Mahkamah Agung menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tak melanggar prosedur. "Saya sudah tanya ketua pengadilannya. Ada sidang dan diputus," tutur Ketua MA Harifin Andi Tumpa pada 3 Juli lalu.
RINA WIDIASTUTI
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2009/07/23/brk,20090723-188599,id.html

Tanggapan :

Jika dilihat dari latar belakang kasus diatas,

Amir Yusuf, seorang supir dan memiliki kehidupan yang kurang mampu, di vonis 4 tahun karena kepemilikan sebutir pil ekstasi tanpa mendengar sekalipun mendengar putusan hakim bahkan tanpa didampingi pengacara dalam prosesnya.... setelah mendekam lebih dari 19 bulan tanpa pernah dikunjungi keluarga dan mendapatkan putusan yang tidak adil, salinan putusan pengadilan baru didapatkan keluarga setelah melaporkan kasus yang bermasalah ini ke komisi yudisial dan diekspose oleh media....

Menyedihkan kondisi peradilan di Indonesia yang masih amburadul sekali.... perlakuan terhadap yang miskin dan mereka yang kaya masih berbeda...

inilah yg dialami si sopir:

[*]Selama proses penyidikan, pengadilan Amir Yusuf Tidak di dampingi pengacara.....padahal untuk kasusnya yang mempunyai ancaman max 15 thn penjara, terdakwa berhak mendapatkan pengacara yang wajib disediakan oleh pengadilan menurut Undang-undang....hakim malah membiarkan terdakwa diadili tanpa didampingi pengacara padahal gratis akan dibiayai oleh negara

[*]Proses pengadilan yang buruk, hanya 3 kali persidangan hakim memvonis terdakwa dg vonis 4 tahun, dengan anggapan kasus ini hanya kasus sederhana, sepele menurut hakim......dg kasus kepemilikan 1 butir ekstasi terdakwa di ganjar 4 tahun penjara bandingkan dg kasus kepemilikan berpuluh butur, beratus² gram narkoba oleh artis-artis, anak pejabat, orang kaya...paling² hukumannya 1 tahun itupun akan dikurangi remisi, masa penahanan jadi beberapa bulan saja.......

[*]Salinan Putusan Pengadilan tidak didapatkan oleh Polisi & Kejaksaan ....bahkan copy putusan pengadilan baru didapatkan keluarga 1 tahun setelah vonis...itupun setelah keluarga gagal memintanya kepada pengadilan dan melaporkan ketidakberesan ini ke komisi yudisial dan diekspose di media...dasarr...

Terdakwa yang tersebut karena kurang mampu baru bisa bertemu keluarganya setelah 19 bulan di tahan...kasihan

Inilah keadaan peradilan di negeri kita yang sangat buruk..........siapapun pemimpin di negeri ini harus bekerja ekstra keras untuk memperbaiki keadaan ini, menegakkan supremasi hukum, menjadikan keadilan yang sama bagi simiskin maupun si kaya...

Rasa keadilan manusia bersifat sangat subyektif…adil bagi dirinya…belum tentu adil bagi orang lain…itulah sebabnya dalam sebuah komunitas dibuat sebuah kesepakatan bersama agar sifat subjektif dari rasa keadilan manusia itu dapat dikompromikan sedemikian rupa untuk memenuhi rasa keadilan semua individu di dalam komunitas tersebut.
Hukum, peraturan, norma atau apapun namanya adalah sebuah kesepakatan bersama yang menjamin rasa keadilan sebagai sebuah kebutuhan mendasar setiap individu manusia di dalam sebuah komunitas, selain untuk menjaga keteraturan hidup di dalam komunitas itu sendiri.

Rasa keadilan dalam nuraniku terkoyak ketika kita mulai berdebat apakah kasus ini harus diteruskan ke pengadilan atau dihentikan prosesnya.

“hukum, peraturan, norma atau apapun namanya hanyalah ‘alat’…bukan ‘tujuan’…’tujuan’ hanya akan tercapai jika ‘alat’ itu digunakan oleh manusia-manusia yang memiliki nurani dan kejujuran”

Sekali lagi sungguh ironis. Tapi apa yang bisa kita lakukan supaya keadilan itu menempati posisi yang semestinya, bersikap seadil-adilnya tanpa memandang status sosial seseorang .Walaupun banyak organisasi masyarakat yang menyuarakan keadilan yang semestinya tetapi tetap rakyat Indonesia harus bersatu dan memantau terus jalannya pemerintahan dan hukum Negara agar rakyat miskin tetap bisa mendapatkan haknya.

Mari bersama kita sadari hal itu. Saya sebagai salah satu generasi muda merasa prihatin dan mencoba untuk bersikap adil pada diri saya dan lingkungan saya sebagai wujud ketidak setujuan atas apa yang sedang terjadi di negara kita. Karena saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang begitu rumit. Mungkin dengan menyumbangkan sedikit pemikiran, saya bisa membantu menyadarkan kita untuk berbuat lebih baik lagi. Untuk yang diberikan rejeki yang lebih dari cukup gunakan lah hal rejeki tersebut untuk hal yang baik karena kehidupan yang abadi ada di akhirat nanti. Apa lagi kita tahu bahwa harta yang kita kumpulkan itu digunakan pada hal yang bisa menyeret kita ke neraka (Naujubillah min jalik >,<). Percayalah bahwa keadilan di muka bumi ini boleh hancur berkeping-keping. Tetapi tidak dengan keadilan oleh ALLAH swt. Akan datang pada masanya saat itu.Mari kita benahi diri kita menjadi warga Negara yang lebih baik dan patuh terhadap hukum yang berlaku.