Minggu, 19 Desember 2010

KEKERASAN DALAM PACARAN (KDP)

KDP adalah judul film yang akan saya analisa. Sebelum menganalisa film KDP saya akan menceritakan sedikit sinopsis dari film KDP tersebut. Sebenarnya siih lupa-lupa inget (lebih tepatnya di inget-ingetin >,< xixixixixi..)
Ok langsung aja yuukk..
Singkat ceritanya begini..


Melati adalah seorang gadis yang tertutup dan mandiri, karena ia sudah bisa menambah uang jajannya sendiri meskipun ia masih duduk di bangku kuliah. Sebenarnya siih dy tuh berada pada lingkungan keluarga yang cukup mampu istilahnya berkecukupan laahh, hanya saja melati sering merasa kesepian karena bila tidak ada jadwal kuliah atau sedang dalam waktu senggang melati sering merasa kesepian dan kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Maklum sih soalnya kedua orang tuanya sibuk bekerja. Karena itulah melati mulai menyibukkan dirinya dengan kegiatan kampus dan bekerja.

Di kampus melati mempunyai seorang teman cewek yang bernama Rani. Rani adalah teman main melati tidak hanya itu merekapun sering mengerjakan tugas bersama di rumah Rani. Dari sinilah melati bertemu dengan kakak Rani yaitu jaka. Lama kelamaan jaka mulai menaruh hati pada melati. Perhatian jaka membuat melati merasa diperhatikan. Mereka pun pada akhirnya dekat dan semakin dekat sampai pada akhirnya resmi pacaran.
Kedekatan melati dan jaka pada awal-awal bulan pertama sangat baik. Kehadiran jaka dalam hidup melati membuat melati tidak merasa kesepian. Pada bulan-bulan berikutnya melati merasa ada yang berbeda dari sikap jaka selama ini. Jaka mulai bersikap kasar pada melati, tetapi pada waktu itu juga jaka langsung menyadari kesalahnya. Dengan alasan sayang dan karena jaka pernah bercerita pada melati dy sering melihat ibunya dipukuli oleh bapaknya, hal tersebut membuat melati hati luluh dan kasihan. Kejadian tersebut terus terjadi sampai pada akhirnya melatipun menceritakannya pada temannya. Teman melatipun menyarankan agar melati untuk mengambil sikap agar tidak larut dalam situasi seperti itu terus. Lama kelamaan melati merasa sangat jenuh oleh perlakuan kasar jaka yang semakin menjadi-jadi. Melati akhirnya melaporkan jaka ke pada pihak yang berwajib.

Nah kira-kira seperti itulah cerita dari film KDP yang akan saya analisa...


Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar. Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan ini.

Kekerasan dalam Pacaran: Sebuah Fenomena yang Terjadi pada Remaja“. Hmmm…. betul juga, ya? Tak selamanya pacaran itu indah. Ada kalanya terdapat “bumbu-bumbu” berupa saling cemburu, bahkan juga kekerasan. Kekerasan … ini biasanya terdiri dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap fisik, mental/psikis, ekonomi dan seksual. Dari segi fisik, yang dilakukan seperti memukul, meninju, menendang, menjambak, mencubit dan lain sebagainya. Sedangkan kekerasan terhadap mental seseorang biasanya seperti cemburu yang berlebihan, pemaksaan, memaki-maki di depan umum dan lain sebagainya. Sedangkan kekerasan dalam hal ekonomi jika pasangan sering pinjam uang atau barang-barang lain tanpa pernah mengembalikannya, selalu minta ditraktir, dan lain-lain.

Masalahnya, para korban kekerasan pada umumnya tidak menceritakan kepada pihak yang berwenang terhadap masalah ini, bahkan kepada orang tuanya dan orang terdekatnya seperti teman sekalipun.

Korban dan pelaku biasanya selalu berusaha menutupi fakta yang ada dengan berbagai cara atau dalih, walaupun terkadang tanpa sengaja terungkap. Jika situasi dan keadaan sudah sangat parah (misalnya luka-luka fisik sudah tidak bisa ditutupi), biasanya korban terpaksa meminta bantuan pihak medis dan atau melaporkan kepada pihak berwajib.

Kasus kekerasan yang tidak dilaporkan biasanya karena korban merasa takut akibat ancaman oleh pacar, atau karena iba karena pelaku memohon maaf sedemikian rupa, setelah melakukan kekerasan, sehingga korban percaya bahwa pelaku benar-benar menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi.

Padahal, sikap yang terlalu lunak dalam menghadapi kekerasan seperti itu ibarat memelihara serigala di kandang domba. Sebab, bisa saja kekerasan itu memang sudah menjadi kebiasaan si pelaku. Mungkin sikap keras si pelaku itu sudah mengakar dan akan terus berulang. Ataupun pelaku melakukan hal tersebut dikarenakan masa lalu yang membuatnya trauma, seperti ketidakharmonisan orang tuanya dapat menjadi taruma yang mendalam.

Sikap menyesal dan pernyataan maaf yang dilakukan pelaku adalah suatu fase “reda” dari suatu siklus. Biasanya setelah fase ini, pelaku akan tampak tenang, seolah-olah telah berubah dan kembali bersikap baik. Jika pada suatu saat timbul konflik yang menyulut emosi pelaku, maka kekerasan akan terjadi lagi.

Untuk mengubah seseorang itu susah! Harus dimulai dari dirinya sendiri. Psikolog saja cuma memberi tahu konsekuensi suatu tindakan seseorang dan pada akhirnya orang itulah yang memutuskan untuk berubah. Daripada berkeinginan mengubah orang, lebih baik ketika kita mulai merasa tidak nyaman dalam suatu hubungan, katakan terus terang pada pacar bahwa perilakunya mulai tidak menenangkan. Ceritakan masalah ini pada teman atau keluarga supaya kita dapat bantuan. Enggak perlu malu. Ini cara paling baik supaya kita enggak makin tertindas. Cara lain, Putus! Remaja mesti tahu bahwa pacaran yang baik itu adalah saat mereka saling menghargai, bukan menyakiti.

Sebuah hubungan adalah sehat ketika kita dan pacar membuat keputusan bersama, mampu mendiskusikan perbedaan pendapat, saling mendengarkan, saling menghargai, mau berkompromi, merasa nyaman jika melakukan kegiatan sendirian tanpa pacar dan tidak ada yang berusaha mengontrol hubungan.

Pacaran yang baik yaitu dengan saling jujur di awal pacaran, memberikan ruang pada pacar, jangan berharap pacar bisa mengatasi segala masalah atau memberikan semua keinginan kita dan yang paling penting, perlakukanlah pacar seperti halnya kita ingin diperlakukan.

0 komentar:

Posting Komentar